Cari Pengganti Rossi, Italia Adakan Kontes "Talenti Azzurri"
Para pebalap muda Italia yang tampil di Moto3. Mereka termasuk pebalap yang ikut kontes mencari bakat, Talenti Azzurri.
INFO OLAHRAGA — Era Valentino Rossi secara perlahan
mulai redup. "The Doctor", yang merajai arena balap motor sejak
melakukan debutnya pada 1996, tak lagi bergandengan dengan kemenangan
dalam dua musim terakhir. Peraih tujuh gelar MotoGP ini mengalami
kesulitan setelah bergabung dengan Ducati pada musim lalu.
Kenyataan
yang dihadapi Rossi membuat Italia tak punya pebalap andalan lagi untuk
kelas premier. Kini menjadi era Spanyol, yang diwakili Jorge Lorenzo
(Yamaha) serta Dani Pedrosa (Repsol Honda), serta pebalap Australia,
Casey Stoner (Repsol Honda). Padahal, Rossi dan tiga pebalap itu selalu
menjadi
big four, yang membuat MotoGP sangat menarik untuk disaksikan.
Anak-anak kami harus pergi sekolah dan ikut kursus Inggris.
Nantinya, kami akan bangun sebuah struktur, yang terletak di daerah
iklim hangat, di mana selama musim dingin para pebalap belajar di pagi
hari dan balapan saat sore.
-- Alfredo Mastropasqua
Nah, tak ingin mengalami krisis pebalap jika Rossi akhirnya
memutuskan untuk mundur dari balapan roda dua, Italia mengadakan program
pencarian bakat yang diberi nama Talenti Azzurri.
Event yang
diselenggarakan Federasi Motor (FMI) ini sudah berlangsung sejak dua
tahun silam dan mulai menunjukkan hasil menggembirakan karena muncul
beberapa pebalap muda berbakat yang memiliki masa depan cerah.
Dua
pebalap jebolan "kontes" pencarian bakat itu adalah Romani Fenati dan
Niccolo Antonelli, yang menunjukkan performa impresif di awal musim 2012
ini. Berusia 16 tahun, kedua pebalap tersebut, khususnya Fenati,
menarik perhatian ketika tampil pada seri pembuka kelas Moto3 di Qatar,
awal April, di mana dia (Fenati) finis di posisi kedua—Antonelli di
urutan ke-17.
Pada seri kedua di Jerez, Fenati membuat kejutan
dengan menjadi pemenang, sedangkan Antonelli meningkat ke posisi ke-8.
Sedangkan pada seri ketiga pekan lalu di Portugal, Antonelli finis di
posisi keenam, dan Fenati gagal menyelesaikan lomba.
"Itu dimulai
dua tahun lalu, dan akan diteruskan sampai 2015," ujar kepala balap
federasi Italia, Alfredo Mastropasqua. "Tujuannya adalah untuk menemukan
pebalap baru, dan membantu mereka bertumbuh, baik secara profesional
maupun pribadi."
Tak sedikit dana yang harus diinvestasikan untuk
mewujudkan tekad tersebut. Diperkirakan, uang yang harus dikeluarkan
sekitar 2,2 juta euro— dan biaya besar itu sudah memperlihatkan hasil.
"Di Moto3 kami menjalankan tim kami sendiri, Tim Italia, secara
langsung," lanjut Mastropasqua. "Dan kami juga mendukung tim lain, sama
seperti yang kami lakukan di WSBK dan Superstock.
"Kami ingin
membantu pebalap muda melakukan debutnya di ajang internasional, atau
pebalap yang masih muda, tetapi memiliki beberapa masalah untuk beberapa
alasan. Salah satu aspek adalah faktor dukungan ekonomi yang kami
berikan, dan lainnya adalah struktur dukungan kami untuk membantu mereka
dengan cara lain. Sebagai contoh, FMI sudah memiliki konsultasi pebalap
dengan psikolog olahraga Mirko Mazzoli."
Bergerak untuk sampai
ke tingkat dunia adalah langkah terakhir dari proses yang dimulai sejak
delapan tahun. "FMI juga menangani berbagai kejuaraan nasional, termasuk
mini-GP, pre-GP, dan CIV. Pada tingkat ini kami memberikan dukungan
kepada semua orang, tak peduli siapa mereka, dan jika ada pebalap yang
membutuhkan bantuan ekonomi, kami juga membantunya."
Namun, saran dan dukungan tidak hanya diarahkan pada kegiatan di
track.
"Anak-anak kami harus pergi ke sekolah dan mengambil kursus bahasa
Inggris," jelas Mastropasqua. "Nantinya, kami bermimpi membangun sebuah
struktur, yang terletak di daerah iklim hangat, di mana selama musim
dingin para pebalap bisa belajar di pagi hari dan membalap pada sore
hari.
"Program kami saat ini memberikan setiap pebalap kesempatan
untuk menyelesaikan dua musim penuh, untuk yang ketiga dapat
ditambahkan dalam kasus khusus. Kami menginginkan pertumbuhan yang
konsisten dan konsistensi, tanpa memberi beban terlalu banyak pada para
pebalap, atau mendesak mereka."
Hasil awal yang diperlihatkan
Fenati di Moto3 sudah jelas membantu menghasilkan beberapa publisitas
positif bagi proyek, terutama pada saat banyak kalangan menganggap
pebalap Italia mulai krisis.
"Pada awalnya tidak mudah untuk
meraihnya. Kami membutuhkan perubahan mentalitas. Tetapi, Presiden FMI
Paolo Sesti selalu sangat mendukung. Tanpa ragu, kinerja orang Roma itu
telah membantu meningkatkan profil proyek kami, bahkan di luar Italia.
Tetapi, kami tidak merasa seperti pekerjaan kami sudah dilakukan. Masih
banyak tersisa untuk diselesaikan. Kami ingin memberikan anak-anak
sebuah kesempatan untuk terus memelihara impian mereka."